Selasa, 16 November 2010

STUXNET DIDUGA MAU SABOTASE DIAM-DIAM NUKLIR IRAN

Sebuah fakta baru soal virus Stuxnet mengemuka. Dari kode penyusunnya, diduga kuat virus itu dirancang untuk mensabotase pembangkit listrik tenaga nuklir di Iran.

"Indikasinya, pembuat Stuxnet ingin masuk ke dalam sistem dan tidak ditemukan untuk waktu lama dan melakukan perubahan secara perlahan dan diam-diam, tanpa menimbulkan kegagalan sistem," tulis Liam O Murchu, peneliti Symantec Security Response.

Stuxnet ditemukan Juni 2010 di Iran. Meski demikian, ia telah menginfeksi lebih dari 10.000 sistem komputer di dunia.

Awalnya, Stuxnet dikira sebagai worm biasa yang cukup canggih. Tapi, peneliti kemudian menemukan worm itu menargetkan sistem khusus 'supervisory control and data acquisition' (SCADA).

SCADA digunakan untuk mengendalikan sistem pipa, pembangkit listrik tenaga nuklir dan perangkat manufaktur lainnya.

Lebih lanjut, peneliti menemukan bahwa Stuxnet dirancang untuk melakukan pencegatan perintah spesifik dari SCADA ke fungsi tertentu. Meski belum bisa dipastikan apa, namun temuan terbaru menguatkan dugaan bahwa targetnya adalah PLTN Bushehr atau Natanz di Iran.


Target Spesifik

Menurut Symantec, Stuxnet menargetkan perintah spesifik pada frequency converter drives. Ini merupakan pemasok daya yang digunakan untuk mengatur kecepatan sebuah perangkat, misalnya motor.

Perintah yang dicegat itu lalu diubah dengan perintah yang berbeda. Akibatnya, kecepatan motor itu akan berubah, namun hanya sesekali.

Nah, yang unik, Stuxnet bukan hanya menargetkan frekuensi sembarangan. Ia melihat apa saja yang ada di dalam jaringan, dan hanya aktif jika PLTN itu memiliki setidaknya 33 frequency converter drives.

Lebih khususnya lagi, Stuxnet menargetkan PLTN dengan frequency converter drives yang dibuat oleh Fararo Paya (Teheran) atau Vacon (Finlandia).


Iran?

Symantec nampak berhati-hati dalam laporan itu dengan tidak secara tegas memastikan bahwa Stuxnet memang menargetkan fasilitas nuklir tertentu. Namun dugaan kuat ke arah sana bisa terlihat.

"Saya memperkirakan, tak akan ada terlalu banyak negara di luar Iran yang memakai perangkat buatan Iran. Dan saya tak bisa membayangkan ada fasilitas nuklir di AS yang memakai perangkat dari Iran," tulis O Murchu.

Masih lebih khusus lagi, Stuxnet disinyalir hanya menargetkan frequency converter drives dari kedua perusahaan itu yang memiliki keluaran 807Hz dan 1210Hz.

Kecepatan yang disebutkan di atas, menurut O Murchu, kemungkinan penggunaannya hanyalah untuk hal-hal tertentu saja. "Hanya ada sedikit kemungkinan sebuah alat harus berputar secepat itu -- misalnya, untuk pengayaan uranium," ia menjelaskan.

Perlu diketahui, AS mengatur secara ketat ekspor perangkat frequency converter drives yang keluarannya melebihi 600 Hz. Hal ini karena penggunaannya bisa untuk pengayaan uranium. Pengayaan uranium merupakan salah satu proses yang dilakukan dalam membuat bahan baku untuk senjata nuklir.


0 komentar:

Blog Archive

Blog Archive