Rabu, 15 Desember 2010

SEBERAPA AMAN DATA ANDA?

Banjir, gempa bumi, atau bencana akibat kesalahan manusia hadir dalam berbagai bentuk dan kejadian yang berlangsung beberapa waktu terakhir telah mempertegas kebutuhan bagi kalangan bisnis untuk memiliki rencana disaster recovery (DR) yang komprehensif.

Akan tetapi, bisnis, baik besar dan kecil, seringkali membuat kesalahan dengan tidak memberikan sumber daya dan waktu yang cukup untuk mengevaluasi dampak dari gangguan terhadap sistem dan layanan IT mereka.

Kerugian yang dihasilkan seringkali terjadi secara langsung dengan dua dampak, kerugian finansial akibat tidak tersedianya layanan (downtime) dan kehilangan kepercayaan pelanggan yang bisa berpotensi merusak reputasi bisnis yang bersangkutan.

Kalangan bisnis perlu membuat rencana DR yang efektif dan komprehensif sebagai prioritas. Risiko dari bencana selalu hadir dan DR bahkan lebih vital dalam dunia bisnis saat ini karena meningkatnya ketergantungan terhadap IT untuk mendukung aplikasi yang kritis.

Kegagalan sistem, bencana alam, dan bahkan kesalahan pengguna bisa membuat operasional terhambat dan membawa dampak negatif bagi bisnis. Menyediakan waktu untuk membuat rencana penanggulangan bencana, kejadian, atau krisis dapat menentukan perbedaan antara sukses dan kegagalan setelah terjadi gangguan terhadap bisnis.

Sebuah rencana DR yang efektif mengatasi tidak hanya perlindungan dan pemulihan teknologi, akan tetapi juga termasuk, Orang, Proses, dan Prosedur yang dibutuhkan untuk menghadirkan hasil akhir yang sempurna. Rencana DR juga memungkinkan pengguna mengelola risiko perusahaan, menanggapi potensi gangguan, dan menyelesaikan transaksi bisnis baru sambil melindungi catatan transaksi yang sangat penting bagi bisnis.


Meningkatkan Keberhasilan

Meningkatkan kekuatan dan efektivitas rencana DR, komunikasi, dan keawasan pada level eksekutif dan manajemen IT sangatlah penting. Bahkan, keterlibatan eksekutif tinggi menghasilkan tingkat kesuksesan rencana DR yang tinggi pula.

Pengujian reguler juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa rencana DR akan berhasil dan karyawan tahu apa yang akan terjadi bila krisis yang sebenarnya tiba. Sebagai tambahan, uji coba juga memungkinkan bisnis memperbaiki dan mengkustomisasi rencana mereka berdasarkan pada kebutuhan spesifik mereka.

Mereka juga harus mengingat beberapa hal: mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengaktifkan server cadangan; mengetahui bagaimana mengakses data jika mereka tidak berangkat ke kantor, dan di mana mereka bisa mengakses kopi software yang tidak terganggu jika malware telah menginfeksi sistem IT. Waktu yang dihabiskan pada tahap ini untuk menguji coba dan mengatur pilihan recovery dapat memastikan kemudahan recovery bagi bisnis di masa datang.

Otomasi merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan. Bagi banyak bisnis, pemulihan sistem merupakan proses manual yang memakan waktu, akan tetapi, menggunakan pendekatan terotomatisasi bisa memulihkan sistem dalam hitungan menit setelah gangguan terjadi dan menghapuskan kesalahan manusia serta tidak tersedianya layanan (downtime).

Sebuah solusi terotomatisasi juga mengetahui bahwa tidaklah selalu mungkin bagi administrator IT untuk mengakses secara fisik sistem yang terpengaruh sesaat setelah bencana, sehingga beberapa aktivitas tertentu harus ditangani dari jarak jauh.


Perubahan di pemulihan bencana

Virtualisasi server telah menjadi teknologi penting pada data center berbasis server saat ini. Ia menerapkan teknologi virtual mesin yang memungkinkan berbagai sistem operasi dijalankan di satu server, yang masing-masing berfungsi secara independen satu sama lain dengan sistem operasinya sendiri.

Penelitian DR Symantec menemukan bahwa 52 persen organisasi yang disurvey di APJ telah mengevaluasi kembali rencana DR mereka terkait virtualisasi server. Lebih lanjut, 37 persen server virtual tidak tercakup dalam rencana DR mereka dan hanya 38 persen membackup lebih dari 90 persen dari sistem virtual mereka.

Dengan semakin meningkatnya kalangan bisnis yang menerapkan teknologi virtualisasi, terdapat kebutuhan yang semakin besar untuk memastikan bahwa aset virtual dan informasi tetap aman dan tersedia kapanpun.


Seberapa aman data Anda?

Pada situasi bisnis yang intensif akan IT seperti saat ini, perencanaan pemulihan bencana merupakan bagian penting dari strategi bisnis yang berhasil. Adalah hal yang penting untuk menjaga rencana DR sebagai dokumen hidup yang selalu up-to-date dan sesuai dengan aturan kebijakan, tren teknologi dan perubahan lain di lingkungan.

Meski tidak ada organisasi yang bisa menjamin daya tahan 100 persen, mengambil langkah-langkah yang tepat melalui perencanaan yang baik akan membantu mereka pulih lebih cepat dan dengan dampak yang paling minimal terhadap operasional bisnis, jika ada gangguan yang terjadi – baik bencana alam, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem.

Tentang Penulis: Eric Hoh adalah Vice President, Sales, Asia South Region, Symantec

0 komentar:

Blog Archive

Blog Archive